Selasa, 22 Februari 2022

Dayita


DAYITA

Dayita... 
Biarpun jiwa ku dan jiwa mu terpisah lautan luas
Namun asa ku pada mu tak pernah padam
Semisal kuncup bunga yang rindukan embun malam
Selayaknya angin merindukan lambaian

Dayita... 
Cakrawala boleh membiru membara hangatnya
Hatiku padamu selalu sesejuk salju

Bukan karena tak ingin duduk menatap dikau
Nadi ku bergetar membunuh nalar
Bukan pula tak menawarkan obatnya rindu
Ingkarku padamu sebagai penjagal jiwa

Dayita... 
Dua sayap indah asaku tak ingin lepas patah
Pijakanku boleh usang
Tapi akalku harus terus kekar menakar nafsu

Aku tersipu dalam keramaian 
Dikau pergi menjeda langkah penuh tanya
Aku merunduk mendekap sepiku
Menanti lintang membawa tanda
Kapankah kiranya akara menggandeng bagaskara

Dayita... 
Dalam kabut sepi samar samar ku sebut dikau
Dayitaku, jadilah milikku
Dalam satu titah yang gegarkan arsy Nya
Seteguh daku dalam menanti abadinya amaraloka aku dan engkau

Ditulis oleh Yenni Sarinah, S.Pd dengan nama pena Hazimah Khairunnisa'. Kelahiran Selatpanjang, 1989. Seorang ibu peradaban. Tim Penulis Opini Islam Kaffah wilayah Bukit Raya, Pekanbaru, Riau. 

KOSA KATA
Amaraloka = Dunia cinta kasih
Akara = bayang
Bagaskara = matahari 
Dayita = Kekasih
Lintang = Bintang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah, Akar Masalah, dan Cara Islam Tuntaskan HIV/AIDS

*Sejarah, Akar Masalah, dan Cara Islam Tuntaskan HIV/AIDS* Oleh: Yenni Sarinah, S.Pd (Aktivis Pendidikan Kelahiran Selatpanjang, Riau) ...