- (USTADZ FELIX SIAUW) -
.
KHALIFAH UMAR bin KHATTAB pernah meminta agar anaknya ABDULLAH tidak dilibatkan dalam proses pemilihan pemimpin setelah beliau, sebab beliau tidak ingin keluarganya mendapatkan dua musibah
SEBAB secara individu, kaum MUSLIM memandang tiap harta, tahta, dan amanah apapun adalah ujian yang akan diminta pertanggungan oleh ALLAH, salah - salah malah menjauhkan dari surga
KARENANYA UMAR bin ABDUL AZIZ, saat diangkat menjadi pemimpin di masa KEKHILAFAHAN UMAYYAH, ia langsung terduduk dan menangis diantara kedua lututnya, lalu mengucap "INNALILLAHI", musibah bagiku
ISLAM mengingatkan, jabatan itu sama seperti harta, tiap - tiap bagian terkecilnya akan di-audit oleh DZAT yang MAHA TELITI. KHUSUSNYA pada tahta, sedikit saja penyimpangan, bisa justru mendekat ke neraka
SEBAB pemimpin itu menguasai hajat orang banyak. PROBLEMNYA disitu, terbayang dong ketika di YAUMIL HISAB, ternyata kebijakan kita MENDZALIMI ratusan juta orang, dan mereka menuntut keadilan di masa itu
MAKA wajar kaum MUSLIM secara inidividual banyak yang tak mau diserahi amanah kekuasaan. BANYAK resikonya, apalagi kekuasaan yang MEMPERKAYA diri. ENAK jadi pengusaha, dagang, jualan sekalian
SECARA masyarakat, ISLAM mungkin sama seperti masyarakat JEPANG saat ini, bahwa ketika ada yang korupsi, kolusi atau nepotisme, adalah aib besar yang bahkan dengan bunuh diri saja tak sanggup menutupnya
SECARA sistematis, RASULULLAH sebagai pemimpin pernah menolak pinta ABU DZAR ketika ingin menjadi pimpinan. DEKAT dan mendukung tak mesti dapat jabatan, apalagi bagi - bagi lahan, tak ada dalam ISLAM!
ITULAH sistem ISLAM. secara INDIVIDU, ketakwaan akan menjaga. secara MASYARAKAT, kesalihan dan ukhuwah akan menjaga. secara SISTEM ATURAN, tidak dimungkinkan kecurangan atau politik dinasti
WAJAR kan bila sistem ISLAM NGGAK DISUKAI sama orang CURANG. kalau dia jujur sih, pastinya biasa - biasa saja
.
#khilafahajaranISLAM
#IslamKaffah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar