Jumat, 11 Februari 2022

Mengukuhkan Bangunan Dakwah

[Nafsiyah] Mengukuhkan Bangunan Dakwah


Mengukuhkan bangunan dakwah tidak bisa diwujudkan dengan hanya bertumpu pada individu-individu tertentu, melainkan kontribusi dari seluruh anggota jemaah. Tidak ada satu pun peran anggota jemaah yang bernilai kecil di hadapan Allah Swt..

Muslimah News, NAFSIYAH — Kita menyadari bahwa sehebat apa pun seseorang, tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan kolektivitas. Kebersamaan merupakan salah satu syarat perjuangan mencapai kemenangan. Apalagi dalam dakwah berjemaah, kesatuan adalah syarat untuk meraih pertolongan Allah Swt..

Nabi saw. bersabda, “Dua orang lebih baik dari seorang, tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jemaah. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah).” (HR Ahmad)

Namun, kita juga harus sadari sejak awal bahwa jemaah dakwah diisi oleh manusia biasa. Mereka tidak luput dari kekurangan dan khilaf. Tidak tertutup kemungkinan kita bertemu sosok-sosok yang penuh dosa dan khilaf hingga menorehkan luka di hati saat berinteraksi dalam jemaah dakwah.

Hal itu bukan alasan bagi kita menyalahkan jemaah lalu berpaling dari mereka. Bukankah bila rumah kita kurang layak maka tugas kita ikut membenahinya, bukan meninggalkan apalagi membinasakannya? Semestinya kita menurunkan ego diri. Kemudian merendahkan hati dan menyemai keikhlasan dalam berjemaah.

Nabi saw. selalu menekankan kepada para sahabat agar selalu memperhatikan cara-cara hidup berjemaah. Sebagaimana sabdanya, “Ada tiga orang yang diridai Allah, yaitu seorang yang pada tengah malam bangun dan salat, suatu kaum (jemaah) yang berbaris untuk salat, dan suatu kaum yang berbaris untuk berperang (fi sabilillah).” (HR Abu Yu’la)

Imam Qatadah menjelaskan bahwa ada hubungan yang erat antara kewajiban merapikan barisan ketika salat dengan kewajiban merapikan barisan dalam peperangan. Beliau menyebutkan pemisalan barisan itu seperti bangunan kukuh (bun-yanun marshush). Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.” (QS As-Saff: 4)

Mengukuhkan bangunan dakwah tidak bisa diwujudkan dengan hanya bertumpu pada individu-individu tertentu, melainkan kontribusi dari seluruh anggota jemaah. Tidak ada satu pun peran anggota jemaah yang bernilai kecil di hadapan Allah Swt.. Meski hanya sebagai penyebar konten dakwah atau buletin dakwah, tetap memiliki kontribusi penting dalam perjuangan Islam.

Meski ia tidak berada di panggung dakwah, disorot oleh jutaan mata yang menyaksikan kemampuan retorika dan fasihnya dalam berhujah, tetapi ia menjadi bagian yang menyukseskan panggung dakwah lewat kemampuan mendesain flyer dakwah, menulis opini dakwah, dan apa pun yang sifatnya di balik layar. Ia tetap menjadi bagian yang mampu mempercepat kebangkitan Islam.

Mari kembali rapatkan hati dan barisan dalam jemaah dakwah untuk memenangkan perjuangan ini. Kita kembali mengingat sabda Nabi saw., “Sesungguhnya setan adalah serigala terhadap manusia seperti serigala menerkam kambing yang terasing, menjauh dan menyisih. Maka janganlah kalian menempuh jalan sendiri dan hendaklah kalian berjemaah dan berkumpul dengan orang banyak.” (HR Ahmad)

Hadis di atas meyakinkan kita bahwa kerja dakwah ini tidak mudah, butuh kesabaran, keikhlasan juga pengorbanan. Ketika mudah memberikan berbagai pengorbanan di dalamnya, tidak akan menjadi masalah besar jika terkadang mendapatkan perilaku yang kurang menyenangkan dalam berjemaah.

Yakinlah dengan berjemaah semakin menambah rasa kasih sayang kita terhadap sesama muslim, membentuk kedewasaan, dan memiliki jiwa berkorban. Salah satu indahnya ukhuwah ialah ketika hidup rukun dalam berjemaah tanpa sibuk memandang kelemahan, tetapi saling menguatkan dan menopang dakwah bersama. Masyaallah. [MNews/Rndy]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah, Akar Masalah, dan Cara Islam Tuntaskan HIV/AIDS

*Sejarah, Akar Masalah, dan Cara Islam Tuntaskan HIV/AIDS* Oleh: Yenni Sarinah, S.Pd (Aktivis Pendidikan Kelahiran Selatpanjang, Riau) ...