*Syukur tak Kesudahan*
_Ade Puspita Ningsih_
Sejuk angin fajar menembus kisi-kisi jendela
Membelai jemariku dengan diamnya
Tabuhan bedug masjid menggema
Menggetarkan raga dan sukma
Lipu seringnya diwarnai oleh beribu slogan anak manusia
Yang berpawai dalam temaram
Memberi nyanyian dalam santapan
Berdebam melangkah ria nan tawa
Semburat hangat menggulung pekat
Tersenyum bersahaja
Di rona bumantara
Menyelam melupa perkara
Aku bersyukur masih bisa bergandeng denganmu
Setelah setahun silam engkau berpamitan
Memberi tabungan rindu
Menyelam menjelma kenangan
Kini Kudekap kembali dirimu
Syukur ku tak kesudahan
Hati-hati dalam penantian
Agar bisa menatap rembulan
Dalam binar ramadan
Karena padanya lah aku melepas dedahan rindu
yang menjadi rahasia antara aku dan Tuhanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar