“Coba deh liat twitter sekarang.”Melihat pesan dari Dini aku segera bangun dari posisi berbaringku, ada gerangan apa sahabat shalihahku memberi pesan seperti ini. Lagi-lagi hatiku kembali gusar dan takut. Biasanya jika Dini si update berita mengabarkan seperti ini, bisa dijamin ada yang tidak beres.

“Kenapa emangnya?”Jari-jariku dengan lentik membalasnya tanpa berpikir panjang. “Udahlah sekarang coba buka di trending.”Membaca pesan itu helaan nafasku menghembus putus asa, pasti ada yang tidak beres dan tentunya ini berkaitan dengan agama tercintaku, Islam.

Ya Allah rasanya hamba tidak mampu setiap melihat apa yang terjadi di dunia maya atas islam, begitu banyak pendapat orang-orang yang membuatku sakit hati dikala mereka berkomentar tentang islam tapi nyatanya mereka tidak memahami dalamnya dengan baik. Berpuluh kejadian sudah kulewati selama ini di sosial media, meskipun ada kabar yang baik tapi tetap saja ada beberapa orang yang membuatku sedih dengan komentar-komentar mereka. Apalagi jika itu perihal kabar buruk, astagfirullah aku tak bisa berkata-kata lagi.

“Ada apa emangnya Din, udah ah kasih tau aja di sini.”Balasku yang enggan untuk membuka aplikasi twitter dimana di sana memang tempat semua kalangan bebas mengungkapkan pendapatnya. Oh ayolah harusnya tidak ada kebebasan semacam itu, dalam islam semua memiliki batasan karena islam mengatur segala aspek. Tapi zaman sekarang memang muncul ratusan sosial media yang menerapkan kebebasan tersebut. Entahlah apa maksudnya yang jelas itu tak baik untuk umat.

“Lihat sendiri dong, kamu harus kuat mental Nia..,”Kembali ada notifikasi pesan di bar menu ponselku dengan tulisan tersebut. Aku berdecak kemudian membalas, “Okay karena Allah aku mau melihatnya.” Balasku pasti menuai tawa Dini. Jika aku tidak seperti ini mungkin aku akan mati penasaran juga terhadap apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Akupun segera mencari aplikasi twitter di ponselku. Jantungku berdetak sedikit cepat dan aku berhasil menemukan aplikasi tersebut, segera aku membukanya dan melihat panel trending. Terdapat hastag Agama Islam di sana tepat di atas hastag nomer tiga. Artinya hastag tersebut ada di nomer dua yang mana hal tersebut menandakan semua warga twitter sedang ramai-ramai membicarakan topik tersebut.

Aku menggelengkan kepala dan sejenak meletakan ponselku, rasanya aku masih belum siap atas hal apa yang sedang dibicarakan warga twitter tentang agamaku. Jujur aku belum siap! Aku memutuskan beranjak dari tempat tidurku dan ke dapur untuk mengambil segelas air, “Biar aku membuat minuman ala Rasulullah saja dulu sebagai penenang.”Mungkin bisa dikatakan aku adalah gadis yang mudah panik tapi aku juga gadis yang suka dengan makanan. Meskipun dalam islam kita tidak boleh terlalu banyak kenyang tapi aku sungguh berusaha untuk melakukan itu, dimana aku mulai menyukai makanan atau minuman kesukaan Rasulullah yang sangat sederhana namun penuh akan manfaat.

Segera aku menuangkan air putih dari teko ke gelas bening setinggi 15 cm. Setelah itu aku mengambil madu dan menuangkan sesuai takaranku biasanya yaitu 2-3 sendok makan, hehe aku memang menyukai hal yang manis-manis. Ngomong-ngomong minuman ini sangat disukai oleh Rasulullah dan dalam bidang kesehatanpun juga sudah terbukti khasiatnya.

Setelah selesai meracik dan meminum sebagian minumanku. Aku segera kembali ke kamar dan duduk di meja belajar setelah mengambil ponselku di kasur. Kegiatanku terhenti manakala aku mendengar tetesan air yang kerap mulai membasahi jendela kayu di kamarku. Senyumku mengembang dengan doa, “Semoga hujan ini menjadi Rahmat untukku ya Rabb.” Sore ini di kamar dengan hujan dan minuman favorit adalah hal yang luar biasa nikmat, beruntung aku sudah mandi dan sholat ashar. Karena jika belum, aku tidak bisa membayangkan bagaimana dinginnya.

Kini hatiku sudah sedikit tenang dengan suasana seperti ini, yang tadinya hatiku cukup gusar tapi sekarang berbeda. Allah seakan memberi hiburan mana kala hati di penuhi gelisah dan kegusaran, Alhamdulillah.

Tak ada rasa khawatir lagi segera aku membuka topik trending twitter dengan berani. “Penistaan agama islam..”, “Penistaan Rasulullah..”Aku mencoba membaca perlahan-lahan dan tak terasa hatiku kian memanas, ini yang aku khawtairkan, ini yang aku kecewakan, dan ini juga yang membuatku tak rela.

Ternyata topik perihal Agama Islam adalah topik mengenai penistaan agama yang dilakukan oleh orang-orang pembenci Islam. Tak bisa rasanya aku meneruskan untuk membaca kalimat ataupun mendengarkan statement daripada penista-penista ini, sesak rasanya! Berulang kali setiap bergulirnya berita baru selalu saja ada kasus penistaa terhadap agama penuh cinta ini, astaga aku tak mengerti lagi bagaimana pikiran orang-orang.

Tak ada yang bisa aku lakukan kecuali menulis komentar berupa “astagfirullah”, sejujurnya ada banyak yang ingin kuucapkan tapi aku tau akhlak islam tidak memperbolehkan kita saling mencaci, sebagai membawa identitas islam umat islam harusnya menasehati dengan ilmu. Tapi, aku tak mampu. Aku takut jika aku berkomentar lebih maka orang-orang akan salah paham dan menyerang identitas islamku. Sungguh sikapku ini terlalu penakut tapi ini ku lakukan karena ilmuku masih tak mampu dan aku ingin lebih waspada.

Terkadang aku bingung dalam situasi ini bahkan pernah aku sampai menangis melihat segala penistaan ini terjadi, aku tidak rela dan tidak ridho tapi apa dayaku? Sistem yang ada saat ini adalah sistem yang menjunjung kebebasan termasuk berpendapat, seringkalipun bahkan agamaku dijadikan olok-olokan. Tak ada yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Andai sistem Islam dan aturan Allah tegak secara menyeluruh bisa dipastikan para penista ini akan mendapat hukuman mati. Tapi apa kenyataannya, sistem yang mencengkram dunia adalah buatan manusia sehingga semakin waktu akan semakin rusak.

Dan beruntungnya aku bisa dilahirkan disistem ini entah ini kenyataan atau malah sebaliknya. Tapi terkadang aku sempat berpikir, mengapa Allah menciptakan aku pada zaman yang menggunakan sistem buatan manusia alias kapitalis. Jujur saja ada banyak kesedih dan kecemburuan pada diriku terhadap zaman-zaman dimana sistem Islam masih ditegakkan, aku yakin di zaman itu umat muslim dapat beribadah dengan sempurna dan penista agama serta Rasulullahpun akan dihukum sesuai hakum Allah.

Tapi di zaman ini pasti keberuntungan akan datang bagi umat yang berjuang dengan sungguh-sungguh atas iman islam. Jadi meskipun banyak sekali kedzaliman, fitnah dan penistaan tetap saja bagi siapa yang sanggup bertahan dengan syariat islam itulah yang akan beruntung dan mendapat pahala yang luar biasa dari Allah.

Aku kembali kepada pesan Dini dan membalasnya, “Din, sakit ya hidup di zaman ini, aku juga gak tau kenapa hati perih banget kalo lihat bahasan buruk soal Islam, gak rdiho rasanya. Pingin berusaha membalas tapi… aku juga bingung harus bersikap gimana sedangkan kita harus menjaga adab. Tapi meskipun gitu, ini udah keterlaluan Din, tiap bulan perasaan ada penistaan agama tanpa actionnya seakan umat sedang tidur, penghinaan ini lebih parah dari pada penghinaan ke diri aku sendiri, agama ini harga diri kita Din! Kesel banget! astagfirullah.”Mataku berkaca-kaca tatkala mengetik balasan pesan tersebut. Rindunya aku dengan Rasulullah dan para khalifah terdahulu yang mati-matian membangkitkan semangat umat untuk berjuang dalam agama. Tapi meskipun kini para tokoh yang luar biasa ini tidak ada di zaman ini, aku yakin semangat mereka akan tumbuh tangguh di setiap ingsan yang di ridhoi Allah untuk berjuang di jalan-Nya. Bagaimanapun juga aku harus semangat untuk harga diriku yaitu Agama Islamku.


Sumber : https://tintamuslimah.com/2021/10/07/agamaku-harga-diriku/