Oleh. Yenni Sarinah, S.Pd.
Apa yang kamu pikirkan selain uang? Terngiang benar pertanyaan ini di telinga kita. Sebagai seorang muslim akhir zaman dan mengambil peran sebagai “dokter ummat” harus mampu menempatkan diri. Inilah pertanyaan besar kita dan bagian dari jalan perjuangan kita agar ummat yang sakit di akhir zaman karena mayoritas penyebabnya candu uang, bisa kembali pulih. Dengan seluruh jiwa raga yang sehat kembali, meletakkan Islam sebagai pamor dan design terbaik hidup di akhir zaman.
Bagaimana tidak, kontrol uang kertas -senjatanya kaum kafir- begitu terasa atas hidup dan kehidupan Muslim akhir zaman. Mereka secara perlahan dan pasti menjadi budak uang. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, skala aktivitasnya haruslah berorientasi uang dan uang. Hal yang terpikirkan hanya cara mendapatkan uang, mengumpulkan uang, membangun aset jangka panjang, dan berpolitik dengan asas uang. Hingga terlahirlah politikus yang goyah akibat uang.
Uang yang pada mulanya hanya alat transaksi, menggantikan barter barang dengan barang atau jasa, kini menjadi alat politik yang amat tajam, membunuh tanpa kasat mata, menindas tanpa terasa. Hingga lupa tujuan ia diciptakan ke dunia ini, bukan untuk mengejar uang dan menjadi budak uang. Tapi tujuan kita adalah beribadah kepada Allah SWT. sesuai tuntunan Rasulullah Saw. dan menyuburkan pelaksanaan syari’at Allah SWT. di muka bumi.
Sungguh inilah kerinduan yang hakiki bagi kita Muslim akhir zaman. Dimana ummat dimuliakan hidupnya dalam Daulah Khilafah Islamiyyah. Sebuah Negara yang pernah Rasulullah Saw. jadikan cara memuliakan darah dan hidup ummat Muslim dunia.
Rasulullah Saw. dengan mengikuti syari’at Allah SWT. telah menetapkan alat transaksi berupa dinar (emas) dan dirham (perak) dalam bentuk fisik yang tidak mudah rusak oleh musibah banjir ataupun kebakaran. Dinar dan dirham tidak mudah terimbas inflasi (penurunan nilai) sehingga tidak merugikan Muslim jika dinar dan dirham disimpan sebagai aset.
Berbeda dengan cara pandang Barat (kaum kuffar). Melalui uang kertas, mereka menjadikan negeri-negeri Muslim di dunia sebagai budak mereka. Dengan menjadikan uang mereka (dollar USD) sebagai patokan pergerakan nilai uang dan menjadikan uang kertas negeri Muslim terimbas inflasi hingga memiskinkan negeri-negeri Muslim. Kemudian makin mudahlah mereka memberikan pinjaman dengan akad sita aset negeri Muslim semisal lahan tambang dan hasil bumi lainnya.
Ini terjadi dengan tanpa sadar. Ibarat sihir. Ya, uang kertas adalah sihir akhir zaman. Di mana peredaran emas sebagai standar terbit uang menjadi tidak sama dengan jumlah uang yang beredar. Jika uang yang beredar sangat banyak, maka inflasi makin nyata dan pada akhirnya negeri dengan inflasi terparah tidak lagi menghargai nominal uang mereka dan sudah pasti negeri itu tergadai dalam jajahan negeri kafir dengan uang dollar USD-nya.
Berkaca dari kisah 10 negeri yang mata uangnya tidak diakui di dunia dan masuk ke dalam 10 besar mata uang paling tak berharga disebabkan beragam faktor seperti ketidakstabilan ekonomi hingga sentimen dari perdagangan global. Seperti berikut: 1. Bolivar (Venezuela) KURS 1 USD: 416.023 VES, 2. Rial (Iran) KURS 1 USD: 42.200 IRR. 3. Dong (Vietnam) KURS 1 USD: 22.790 VND, 4. Rupiah (Indonesia) KURS 1 USD: Rp14.150, 5. Som (Uzbekistan) KURS 1 USD: 10.726 UZS, 6. Leone (Sierra Leone) KURS 1 USD: 10.650 SLL, 7. Kip (Laos) KURS 1 USD: 10.133 LAK, 8. Franc (Guinea) KURS 1 USD: 9.751 GBF, 9. Guarani (Paraguay) KURS 1 USD: 6.910 PYG, 10. Riel (Kamboja) KURS 1 USD: 4.080 KHR.
Salah satu yang terdekat dengan kita, rupiah. Indonesia ternyata juga masuk dalam daftar mata uang dengan nilai tukar yang rendah. Sebenarnya keadaan ekonomi Indonesia dalam batas stabil, namun nilai tukar rupiah terhadap USD masih tergolong rendah. Nilai uang kertas rupiah secara runut telah menjadi faktor pengaruh terbesar kehidupan kita Muslim Indonesia. Bagaimana tidak? Ketika era nenek kita, uang 10.000 rupiah sudah bisa bangun rumah mewah dengan halaman luas, saat ini 10.000 rupiah senilai 1 box ayam geprek tanpa nasi pula, plus cuma bisa untuk tebus paket irit medit standar kantong buruh dan mahasiswa. Menyedihkan bukan.
Inilah pekerjaan rumah kita sebagai Muslim akhir zaman, yaitu menyadarkan ummat akan pentingnya kembali kepada syari’at Allah yaitu Islam Kaffah dan menyeru kepada ummat bahwa penindasan kaum kuffar akan berakhir dengan berdirinya kembali institusi pengayom ummat, perisai ummat, Daulah Khilafah Islamiyyah yang dirindukan. Adalah suatu kewajiban bagi kita menjadi bagian dari sekelompok orang yang berjuang mengembalikan institusi ini.
Walaupun terkesan utopis, namun Rasulullah Saw. bukan sekadar menebar janji manis. Janjinya pasti terjadi, sebagaimana kehendak pencipta kita, Allah Azza Wajalla. Sebagaimana dikabarkan dalam hadis makbul (sebagai hujjah) dari Hudzaifah ra. yang berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
….ثُمَّ يَرْفَعَهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
”Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).
SUMBER : https://linimasanews.com/pejuang-akhir-zaman-oleh-yenni-sarinah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar